01
Bahkan untuk motor stepper yang sama, karakteristik momen-frekuensi sangat bervariasi saat menggunakan skema penggerak yang berbeda.
2
Saat motor penggerak sedang beroperasi, sinyal pulsa ditambahkan ke lilitan masing-masing fasa secara bergantian dalam urutan tertentu (dengan cara lilitan diberi energi dan dihilangkan energinya oleh distributor cincin di dalam penggerak).
3
Motor stepper berbeda dari motor lainnya. Tegangan dan arus pengenal nominalnya hanyalah nilai referensi. Karena motor stepper ditenagai oleh pulsa, tegangan catu dayanya adalah tegangan tertinggi, bukan tegangan rata-rata, sehingga motor stepper dapat beroperasi di luar rentang pengenalnya. Namun, pemilihannya tidak boleh terlalu jauh dari nilai pengenal.
4
Motor penggerak tidak memiliki kesalahan yang terakumulasi: secara umum, presisi motor penggerak adalah tiga hingga lima persen dari sudut langkah aktual, dan tidak terakumulasi.
5
Suhu maksimum yang diizinkan untuk tampilan motor stepper: suhu tinggi motor stepper akan terlebih dahulu mendemagnetisasi material magnetik motor, yang akan menyebabkan penurunan torsi atau bahkan kehilangan langkah. Oleh karena itu, suhu maksimum yang diizinkan untuk tampilan motor harus bergantung pada titik demagnetisasi material magnetik motor yang berbeda. Umumnya, titik demagnetisasi material magnetik lebih dari 130 derajat Celcius, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 derajat Celcius. Oleh karena itu, suhu tampilan motor stepper 80-90 derajat Celcius adalah normal. Oleh karena itu, suhu eksterior motor stepper 80-90 derajat Celcius adalah normal.
Torsi motor akan berkurang seiring dengan peningkatan kecepatan putar: ketika motor stepper berputar, induktansi lilitan setiap fasa motor akan membentuk gaya gerak listrik balik; semakin tinggi frekuensi, semakin besar pula gaya gerak listrik baliknya. Di bawah aksinya, arus fasa motor berkurang seiring dengan peningkatan frekuensi (atau kecepatan), yang mengakibatkan penurunan torsi.
7
Motor stepper dapat beroperasi normal pada kecepatan rendah, tetapi jika melebihi frekuensi tertentu, motor tidak dapat menyala, dan disertai suara siulan. Motor stepper memiliki parameter teknis: frekuensi start tanpa beban. Artinya, motor stepper dapat menyala pada frekuensi pulsa dalam kondisi tanpa beban. Jika frekuensi pulsa lebih tinggi dari nilai tersebut, motor tidak dapat menyala secara normal, dan dapat terjadi step loss atau pemblokiran. Jika terdapat beban, frekuensi start harus lebih rendah. Jika motor ingin mencapai kecepatan tinggi, frekuensi pulsa harus dipercepat. Frekuensi start harus rendah, kemudian dipercepat hingga mencapai frekuensi tinggi yang diinginkan (kecepatan motor dari rendah ke tinggi).
8
Tegangan suplai untuk driver motor stepper hibrida umumnya memiliki rentang yang luas, dan tegangan suplai biasanya dipilih berdasarkan kecepatan operasi dan kebutuhan respons motor. Jika kecepatan kerja motor tinggi atau kebutuhan respons cepat, maka nilai tegangannya juga tinggi, tetapi perlu diperhatikan bahwa riak tegangan suplai tidak boleh melebihi tegangan input maksimum driver, karena dapat merusak driver.
9
Arus catu daya umumnya ditentukan berdasarkan arus fasa keluaran I dari driver. Jika menggunakan catu daya linear, arus catu daya dapat diasumsikan sebesar 1,1 hingga 1,3 kali I. Jika menggunakan catu daya switching, arus catu daya dapat diasumsikan sebesar 1,5 hingga 2,0 kali I.
10
Ketika sinyal offline FREE rendah, arus keluaran dari penggerak ke motor terputus dan rotor motor berada dalam keadaan bebas (offline). Pada beberapa peralatan otomasi, jika putaran langsung poros motor (mode manual) diperlukan tanpa penggerak diberi energi, sinyal FREE dapat diatur rendah untuk mematikan motor dan melakukan operasi atau penyesuaian manual. Setelah operasi manual selesai, sinyal FREE diatur tinggi kembali untuk melanjutkan kontrol otomatis.
11
Cara sederhana untuk menyesuaikan arah putaran motor stepper dua fase setelah diberi energi adalah dengan menukar kabel A+ dan A- (atau B+ dan B-) pada kabel motor dan penggerak.
Waktu posting: 20 Mei 2024